Halaman

Rabu, 09 Oktober 2013

Wacana Singkat Dengan Memperhatian EYD Dengan Benar

Jakarta - Tak hanya mengedepankan chipset dan dukungan teknologi terkini, salah satu motherboard besutan ECS juga mengandalkan sebuah teknologi yang membuatnya kebal terhadap butiran debu.

Produk tersebut adalah ECS A970-A DELUXE yang mendukung socket AMD AM3 dan AM3+ APU. Motherboard ini juga dijanjikan sudah mendukung Windows 8 seutuhnya berkat tampilan BIOS yang modern.

ECS A970M-A DELUXE dirakit dengan menggunakan chipset AMD 970 yang sudah mendukung keluaran suara 8 channel. Tak ketinggalan juga fitur overclocking yang siap memanjakan para penggunanya.

Namun dari itu semua, produk ini ternyata memiliki fitur unik yang mereka sebut Anti-Dust Shield Technology (ADS). Teknologi ini mencegah gangguan debu pada morherboard yang biasanya membuat komputer menjadi tidak stabil.

Untuk jangka panjang, debu juga dituding dapat melumpuhkan PC karena overheating, short-circuits dan kerusakan pada deteksi kartu grafis dan memori.

A970M-A DELUXE juga sudah tersertifikasi sebagai motherboard ECS Nonstop Technology yang dibuat sebagai pengaman. Fitur ini meliputi plat berwarna emas pada bagian-bagian penting, kapasitor solid yang 6 kali lebih tangguh, proteksi Electrostatic Discharge (ESD) untuk USB 3.0, USB 2.0, Esata dan LAN.

Dalam keterangan yang diterima detikINET, Jumat (2/11/2012), A970M-A DELUXE yang dibuat dalam form factor ATX sudah memiliki 2 slot PCIe x16 untuk CrossFireX, 2 PCIe Gen2 x1 slots dan PCI slots untuk kartu-kartu lainnya.

Motherboard ini juga mendukung penggunaan memori hingga 32 GB DDR3 yang dapat diinstal dalam 4 DIMM dengan kecepatan standart maksimum 1866 MHz, atau sampai dengan 2133 MHz saat di-overclocking. Terdapat koneksi 5 SATA 6 Gb/s untuk disk drive berkecepatan tinggi dan perangkat penyimpanan lainnya.

Sumber : http://inet.detik.com/read/2012/11/02/075423/2079354/317/anti-debu-jadi-fitur-andalan-motherboard-ecs?i991101105

www.gunadarma.ac.id

RAGAM BENTUK BAHASA : ILMIAH, SEMI ILMIAH DAN NON ILMIAH

Perbedaan Karangan Ilmiah dengan Non-ilmiah dan Semi Ilmiah :
Istilah karangan ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
         Selain karangan ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah.         
         
      Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.

Sujud Syukur

Dikala hambamu mengucap,
suara tangis bahagia terdengar dari sang dewi pertiwi.

Dikala hambamu tau,
kala itu air masih mengalir menelusup masuk ke sungai - sungai kecil
tapi entah kemana dia pergi,
hilang tak pernah bermuara.

Bahkan ikan ikan kecil pun mati,
perut ikannya pun kita gadaikan pada renternir yang
menjual minuman keras kala itu,

Kini, sang dewi sudah tak bisa lagi menangis,
jasadnya seperti sampah kotor yang ditimbun dalam tanah.

Di kala itu hambamu tersandung,
pernah kilatan petir menusuk dada hambamu,
mereka mengambil isinya untuk diantarkan kepada pemilik rumah kosong.

Dari kala itu hambamu mengucap
"laailaha illallah muhammadarasulullah, laailahaillah astagfirullahaladzim"
Perlahan sang pemilik rumah masuk menghantarkan lilin...

by : Dwi Azmi 
* Dimengerti lah dan Pahami lah

www.gunadarma.ac.id